Ramadhan dan pesepakbola muslim tingkat dunia.



dakwatuna.com – Jakarta,Bulan Ramadhan dan ibadah puasa jadi tantangan berbeda yang dihadapi banyak pesepakbola Eropa. Sebagian tetap menjalankan kewajibannya, sementara yang lain memilih menangguhkan.

Abdelkader Ghezzal adalah salah satu pemain yang terpaksa menangguhkan puasanya di hari pertama lalu karena tepat di hari itu timnya menjalani laga pertama di Seri A. Striker berkebangsaan Aljazair itu merayakan awal Ramadan dengan mencetak satu gol ke gawang AC Milan, meski gagal menghindarkan Siena dari kekalahan 1-2.

Kalau kemudian Ghezzal memilih tidak menjalankan ibadah puasa di hari pertandingan, itu karena kondisi Eropa di musim panas ini sangat menyulitkan. Sepanjang musim panas, siang hari akan lebih panjang dibanding malam. Matahari akan tampak lebih dari 13 jam lamanya.

Khusus di Italia, suhu bisa mencapai 35-40 derajat celcius, dengan matahari baru benar-benar tenggelam sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Kondisi tersebut akan menyulitkan pesepakbola yang harus menjalani pertandingan.

“Saya melakukan puasa saat hari libur, saat tak ada pertandingan dan latihan. Saya selalu puasa di Ramadan, tapi saya harus mengubah kebiasaan saya untuk alasan kesehatan sejak tahun pertama saya menjadi pemain profesional,” sahut pemain kelahiran Prancis itu.

Disebut Ghezzal, dia sempat tetap berpuasa saat pertama kali bermain di Liga Italia bersama Crotone (Seri C1). Namun karena jatuh sakit setelah dua minggu, dia terpaksa menghentikan puasanya.

Beberapa pemain lain yang juga menagguhkan puasa saat di musim kompetisi adalah Samir Nasri (Arsenal) dan Kolo Toure (Manchester City). Demikian diberitakan Reuters.

Tak semua pesepakbola muslim menagguhkan puasa mereka meski harus menjalani latihan atau bahkan turun bertanding. Mereka yang terus menahan lapar dan haus di tengah pertandingan adalah Nicolas Anelka (Chelsea) dan Momo Sissoko (Juventus) serta Sulley Muntari (Inter Milan).

Khusus Muntari, dia terpaksa tidak dimainkan penuh oleh Jose Mourinho saat Inter Milan diimbangi Bari malam tadi. Menurut Jose Mourinho, performa gelandang asal Ghana itu terpengaruh puasa yang dilakukannya.

“Muntari sedikit terkendala dengan Ramadan – mungkin suhu yang sepanas ini tidak cocok buatnya untuk melakukan puasa. Ramadan datang di saat yang kurang ideal buat pesepakbola untuk bisa bermain,” sahut Mourinho. ( din / roz/detik )

sumber: dakwatuna.com

gambar:Pesepak Bola Muslim Eropa (detik)

Posted on August 25, 2009, in Indahnya Islam. Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment